Kurangkai puisi, kubersenandung
Berjubahkan sendu merindu
Berserah diri rela terbelenggu
Aura indahmu menerjangku
Imajinasi tentangmu membuatku senang
Tak sekali membuatku berang
Aku terduduk termenung di siang hari
Melamun murung di malam hari
‘Ku tak bisa menyentuhmu
‘Ku tak bisa memelukmu
Kupahat namamu di hatiku
Kutanam bunga di taman jiwaku
Terbungkus wangimu, harum napasmu
Meraba mimpi tak bertepi
Di ujung malam kubernyanyi
Suara misteri suatu pertanda
Mungkinkah kau ‘kan datang?
Saat hariku sekedar ‘tuk hidup
Matamu cahaya pelitaku
Ketika kata menjadi wahyu
Napas kita menjadi satu