Asosiasi Industri Rekaman Inggris (BPI) mengumumkan prosentase penjualan musik digital di kwartal pertama tahun 2012 telah mengungguli jualan musik fisik. Data yang diambil hasil dari survei BPI ini membagi format musik menjadi: fisik yaitu CD ataupun vinyl dan digital yaitu download, berlangganan maupun streaming dari website atau dari aplikasi mobile. Inggris adalah pasar yang cukup loyal mengkonsumsi musik dengan membeli CD atau vinyl ketimbang download digital. Dengan pertumbuhan pertahun 2,7% telah membuat industri rekaman mengantongi setidaknya £ 155.8 juta dalam satu kwartal 2012 dengan perbandingan digital sudah mencapai angka 55.5% ketimbang produk fisik.
Bagaimana dengan Indonesia sendiri? Dengan penetrasi angka pembajakan yang cukup tinggi, agak sulit mengukur konsumsi musik digital atau fisik oleh masyarakat Indonesia. Namun menurut pengalaman gue, di tahun 2010 jualan digital dalam hal ini ringbacktone hasilnya sudah melampai jualan CD ataupun kaset. Indonesia mungkin lebih dahulu mengadopsi digital mengingat bentuk geografis wilayah Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau dipisahkan gunung dan lautan, tentunya untuk mendapatkan musik yang disuka adalah dengan cara yang mudah yaitu digital.
Operator telekomunikasi melihat tantangan distribusi ini menjadi peluang buat mereka menghantarkan musik buat pelanggannya lewat jaringan data yang dimilikinya. Lihat saja strategi Telkom yang gencar dengan toko musik digitalnya Langit Musik dan Melon serta layanan internet Speedy ataupun saluran televisi berlangganan seperti Groovia. Semua menyelipkan musik sebagai gimmick. Operator XL Axiata juga semakin menguatkan barisannya apalagi dengan kolaborasi dengan startup Musikkamu untuk menghadirkan layanan musik berlangganan yang isinya tak hanya download melainkan juga SMS info.
Meskipun demikian, penjualan dari CD pada kwartal pertama ini dinilai cukup membantu napas hidup perusahaan rekaman di Indonesia pasca RBT Black out. Thanks to KFC dan juga retail-retail seperti Indomart, Alfamart ataupun Carrefour yang sudah meluangkan rak nya untuk menjual CD. Sayangnya tidak semua album artis dapat masuk ke jaringan retail ini, mereka cukup pemilih CD dari artis siapa yang dapat dijual disini.
Kita bisa lihat trendnya disini adalah perubahan konsumsi musik menjadi ke arah digital. Prinsipnya penggemar musik menginginkan musik yang bisa mereka dapat kapan saja dan dimana saja. Perlahan fisik hanya akan menjadi ‘oleh-oleh’ untuk kenangan dari sebuah event atau konser, bukan berarti orang tidak lagi membeli CD. Tinggal sudah siapkah kamu dengan strategi bisnis musikmu untuk sisa tahun 2012 ini?
penulis adalah seorang music enthusiast, pernah bekerja di perusahaan rekaman selama 7 tahun, berpengalaman di industri media dan bisnis musik digital, personil cadangan dan juga manajer band galau ibu kota.